“Teleskop Roman dijadwalkan pelepasannya pada akhir 2026 atau awal 2027. Jadi akan menjadi saingan dari Xuntian,” kata Tri Laksmana Astraatmadja dari Space Telescope Science Institute dalam acara perbincangan Astro Wicara Komunitas Langit Selatan Bandung, Ahad 22 Juni 2025.
eruntun meluncur ke luar angkasa dalam waktu dekat.Menurut Tri, teleskop Roman dulunya adalah satelit mata-mata badan intelijen Amerika Serikat yang diturunkan ke bumi lalu didonasikan ke lembaga antariksa NASA. “Kemudian dirangkai, didaur ulang untuk menjadi teleskop survei,” ujarnya.
Dia menerangkan, spesifikasi teleskop Roman mirip dengan Teleskop Hubble yang diluncurkan pada 24 April 1990 menggunakan pesawat ulang-alik. Teropongnya memakai cermin atau lensa berdiameter 2,4 meter. Namun pada Roman, sudut pandang teleskopnya diperlebar hingga sekitar 2 derajat, sementara Hubble lebih sempit yaitu 0,5 derajat.
Sehingga, menurut Tri, teleskop Roman bisa mencakup medan langit yang lebih luas. “Kalau dipakai buat foto, teleskop Roman bisa sampai 100 kali dari kemampuan Hubble, jadi lebih efisien mengambil gambar untuk survei,” katanya.
Ketinggian orbit teleskop Roman rencananya hingga 1,5 juta kilometer dari bumi atau hampir tiga kali lebih jauh daripada Hubble yang ditempatkan di lintasan orbit rendah (LEO) 550 kilometer di atas bumi.
Kinerja Hubble walau masih optimum namun sudah menurun. Dari tiga giroskop atau alat penstabil dan pengukur arah teleskopnya kini tinggal satu unit yang difungsikan sehingga banyak daerah langit yang luput teramati. Ketinggian orbit Hubble juga semakin turun dan sepuluh tahun lagi diperkirakan akan masuk atmosfer dan jatuh ke bumi. “Jadi bisa saja Xuntian dibuat untuk mengisi kekosongan kalau Hubble tidak bisa beroperasi,” ujar Tri.
Dalam acara yang sama, pegiat astronomi dari Komunitas Langit Selatan di Bandung, Avivah Yamani, mengatakan, teknologi antariksa Cina telah berkembang pesat setelah membuktikan bisa ke bulan dan Mars. Untuk Teleskop Luang Angkasa Xuntian, dia menambahkan, Cina menghadirkan beberapa kebaruan, seperti desain off-axis pertama untuk pengamatan di antariksa.
Desain off-axis memposisikan lensa cermin sekunder tidak segaris sumbu dengan cermin utama sehingga tidak menghalangi cahaya masuk dan kualitas gambarnya terjaga. Dikutip dari artikel yang dipublikasi Chinese Academy of Sciences, Xuntian saat operasional nanti memiliki kemampuan merekam gambar 300 kali lebih luas daripada Hubble. Resolusi kameranya 2,5 miliar piksel dan diproyeksi mampu memindai sampai 40 persen langit sepanjang 10 tahun masa pakainya nanti.
Keuntungannya, kata Tri, astronom bisa mempelajari obyek-obyek langit yang transient atau berubah dalam waktu singkat serta peristiwa energetik seperti semburan sinar gamma atau nova dan perulangannya. “Kita bisa mempelajari bagaimana alam semesta yang berubah menurut waktu,” ujarnya sambil menambahkan kabar Xuntian akan mengorbit rendah dekat stasiun antariksa Tiangong, juga milik Cina.