Rusia menyiapkan jet tempur generasi kelima Su-57 yang lebih canggih pada 2025 untuk melakukan skakmat pesawat sekelas, terutama dari Amerika Serikat (AS).
Rusia memang hanya memiliki satu pesawat generasi kelima bermesin, Su-57.
Memang Rusia memoroduksi Su-75 Checkmate sebagai generasi kelima, namun pesawat ini bermesin tunggal.
Beda dengan AS yang membangun dua pesawat generasi kelima dengan yang setara meski memiki karakter berbeda, yakni F-35 dan F-22 Raptor.
Sementara China juga memiliki dua jenis pesawat generasi kelima bermesin ganda, yakni J-20 dan J-35.
Namun, Rusia bertekad menghairkan Su-57 unggul dari pesawat generasi kelima manapun.
Bahkan, Rusia kembali melakukan pengembangan Su-57 terbaru di tahun 2025.
Su-57 versi terbaru itu bahkan sudah akan diterima Angkatan Udara Rusia (VKS RF) mulai tahun ini.
Demikian disampaikan Direktur Asosiasi Produksi Pesawat Komsomolsk-on-Amur (KnAAPO), Yuri Kondratyev.
Dalam kutipan dari wawancara yang dipublikasikan di saluran Telegram, Kondratyev menguraikan prioritas KnAAPO.
Lembaga ini akan fokus khusus pada Su-57, satu-satunya pesawat tempur multiperan generasi kelima yang saat ini ada di gudang senjata Rusia.
Ia mengonfirmasi, produksi Su-57 sedang ditingkatkan.
Ini bukti bahwa Su-57 merupakan pesawat tempur yang semakin penting dalam strategi militer Rusia.
“Su-57 memiliki potensi yang lebih besar daripada generasi keempat,” kata Kondratyev.
“Mulai tahun 2025, kami akan mulai mengirimkan versi baru Su-57 ke Angkatan Udara Rusia,” tambahnya.
Versi baru ini diklaim memiliki kecanggihan lebih baik dari sebelumnya dan akan mengalahkan pesawat generasi kelima lainnya, terutama dari AS (F-35 dan F-22 Raptor).
Hanya, Yuri Kondratyev belum bersedia menguraikan peningkatan spesifik tentang Su-57 terbaru.
Meski begitu, spekulasi menunjukkan bahwa iterasi baru tersebut mungkin menampilkan mesin canggih produk 30 atau AL-51F1, yang dapat meningkatkan kinerja pesawat tempur tersebut.
Su-57 yang dirancang untuk bersaing dengan F-22 Raptor dan F-35 Lightning II AS, membanggakan teknologi siluman mutakhir, kemampuan manuver super, dan avionik canggih.
Dengan peningkatan ini, Rusia bertujuan untuk bersaing dengan Barat dalam pertempuran udara.
Dalam wawancara tersebut, Kondratyev juga mengutip pernyataan insinyur kedirgantaraan era Uni Soviet yang visioner, Pavel Osipovich Sukhoi (pendiri Biro Desain Sukhoi).
“Kita tidak boleh berhenti pada apa yang telah dicapai tetapi harus terus bergerak maju karena desain penerbangan dengan cepat menjadi usang,” katanya menggarisbawahi filosofi Pavel Osipovich Sukhoi.
“Apa yang sangat baik hari ini menjadi sekadar memuaskan besok,” tambah Kondratyev.
“Saat ini, kami harus merencanakan dan menetapkan tugas untuk masa depan,” terangnya.
Ia memperingatkan bahwa kegagalan mengembangkan lini produk baru dapat menyebabkan hilangnya daya saing, bahkan setelah mendapatkan kontrak yang menguntungkan.
Sebab itu, pengembangan Su-57 harus benar-benar cermat dan memberi harapan serta kelebihan baru.
Selain Su-57, Rusia juga akan mengembangkan jet tempur generasi 4,5 Su-35S agar lebih superior/
Ia masih dirahasiakan rincian pemutakhiran Su-57 dan Su-35.
Yang pasti, Su-5 dan Su-35 akan memiliki peningkatan kemampuan tempur lebih baik.
“Mulai tahun 2025, kami akan mulai mengirimkan Su-35S dalam konfigurasi teknis baru sementara pesawat yang sudah beroperasi akan ditingkatkan,” jelasnya.
Rusia juga tak melupakan mengembangkan pesawat generasi kelima bermesin tunggal, Su-75 Checkmate.
Pesawat yang juga disebut T-75 bahkan akan diproduksi masal, karena memang diorientasikan untuk pasar ekspor.
Su-75 Checkmate diharapkan menarik bagi banyak negara yang menginginkan pesawat generasi kelima dengan harga rendah.
Kondratyev menekankan bahwa proyek Checkmate merupakan fokus utama dan merupakan langkah krusial dalam strategi pengembangan penerbangan negara tersebut.
Saat ini, persiapan untuk produksi sedang berjalan lancar. ***